Beranda | Artikel
Ini Saat Kita Paling Dekat dengan Allah dan Saat Doa Kita Paling Dikabulkan – Syaikh Saad al-Khatslan
10 jam lalu

Kondisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah saat dia sedang bersujud. Sebagaimana disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini karena manusia meletakkan anggota tubuhnya yang paling mulia, yaitu dahinya dan hidungnya, di atas tanah. Dengan demikian, ia menjadi sangat dekat dengan Allah Subhanahu.

Oleh sebab itu, Nabi ‘alaihis shalatu wassalam bersabda: “Kondisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah saat dia sedang bersujud. Maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena sangat patut doa kalian dikabulkan.”

Sujud, sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim dan ulama lainnya, adalah ambang pintu penghambaan. Bahkan para ulama mengatakan bahwa posisi berdiri, rukuk, dan bangkit dari rukuk bagaikan pendahuluan bagi sujud.

Oleh sebab itu, sujud adalah salah satu rukun shalat yang paling penting, dan kondisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah saat dia sedang bersujud. Oleh sebab itu, hendaklah kita memberi perhatian pada sujud, terlebih lagi pada sujud di shalat sunnah, karena biasanya sujud di shalat fardhu, imam terikat dengan para makmum, sehingga tidak boleh berlama-lama, begitu pun makmum yang mengikuti imam.

Namun, dalam shalat sunnah secara khusus, hendaklah kita manfaatkan kondisi ini untuk berdoa. Setelah kamu membaca tasbih, Nabi ‘alaihis shalatu wassalam bersabda: “Bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena sangat layak bagi kalian untuk dikabulkan doanya.”

Berdoalah kepada Allah ‘Azza wa Jalla saat sujud dengan permintaan yang kamu inginkan berupa kebaikan dunia dan akhirat. Terlebih lagi jika sujud itu pada sepertiga malam terakhir. Sehingga terhimpun dua keutamaan: yaitu dalam keadaan bersujud dan pada waktu sepertiga malam terakhir. Yang dikatakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentangnya: “Tuhan kita turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu berfirman: ‘Adakah yang meminta, sehingga Aku beri?’ ‘Adakah yang berdoa, sehingga Aku kabulkan?’ Adakah yang memohon ampunan, sehingga Aku ampuni?’” (HR. Bukhari, disampaikan secara makna)

Jadi, wahai saudara Muslimku, hendaklah kamu memberi perhatian besar, untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa dalam kondisi ini.

=====

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ كَمَا أَخْبَرَ بِذَلِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَلِكَ لِأَنَّ الْإِنْسَانَ يَضَعُ أَشْرَفَ أَعْضَائِهِ يَضَعُ جَبْهَتَهُ وَأَنْفَهُ عَلَى الْأَرْضِ فَيَكُونُ بِهَذَا قَرِيبًا جِدًّا مِنَ اللَّهِ سُبْحَانَهُ

وَلِهَذَا يَقُولُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامِ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ يَعْنِي حَرِيٌّ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُم

السُّجُودُ كَمَا يَقُولُ ابْنُ الْقَيِّمِ وَغَيْرُهُ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ هُوَ عَتَبَةُ الْعُبُودِيَّةِ بَلْ قَالُوا إِنَّ الْقِيَامَ وَالرُّكُوعَ وَالرَّفْعَ مِنْهُ هُوَ كَالْمُقَدِّمَاتِ لِلسُّجُود

وَلِذَلِكَ السُّجُودُ هُوَ آكَدُ أَرْكَانِ الصَّلَاةِ وَأَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَيَنْبَغِي اغْتِنَامُ السُّجُودِ خَاصَّةً السُّجُودُ فِي صَلَاةِ النَّافِلَةِ يَعْنِي رُبَّمَا يَكُونُ السُّجُودُ فِي صَلَاةِ الْفَرِيضَةِ يَكُونُ الْإِمَامُ مُرْتَبِطًا بِالْمَأْمُومِيْنَ فَلَا يُطِيلُ عَلَيْهِمْ وَالْمَأْمُومُ مُرْتَبِطًا بِالْإِمَامِ

لَكِنْ فِي صَلَاةِ النَّافِلَةِ عَلَى وَجْهِ الْخُصُوصِ يَنْبَغِي اغْتِنَامُ هَذَا الْمَوْضِعِ فِي الدُّعَاءِ بَعْدَمَا تَأْتِي بِالتَّسْبِيحَاتِ يَقُولُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

اُدْعُوا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِي السُّجُودِ بِمَا يَحْضُرُكَ مِنْ خَيْرَيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ خَاصَّةً إِذَا كَانَ السُّجُودُ فِي الثُّلُثِ الْأَخِيرِ مِنَ اللَّيْلِ فَاجْتَمَعَ كَوْنُهُ سُجُودًا وَكَوْنُهُ فِي الثُّلُثِ الْأَخِيرِ مِنَ اللَّيْلِ الَّذِي يَقُولُ عَنْهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْزِلُ رَبُّنَا إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرِ فَيَقُولُ هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ

فَيَنْبَغِي لَكَ أَخِي الْمُسْلِمَ أَنْ تَحْرِصَ عَلَى الِاجْتِهَادِ فِي الدُّعَاءِ فِي هَذَا الْمَوْضِعِ


Artikel asli: https://nasehat.net/ini-saat-kita-paling-dekat-dengan-allah-saat-doa-kita-paling-dikabulkan-syaikh-saad-al-khatslan/